TATA TERTIB
MUSYAWARAH AMBALAN KE II
(MUSBALAN II)
AMBALAN TIRTAYASA – R.A.
KARTINIMUSBALAN
PANGKALAN SMA NEGERI 1
KOTAPADANG
TAHUN 2013

BAB 1
KETENTUAN DASAR
Pasal 1
1. Musyawarah Ambalan 1 yang selanjutnya disebut MUSBALAN 1 merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam Ambalan SMA Negeri 1 Kotapadang .
2.
Kedaulatan sepenunya berada
ditangan peserta MUSBALAN II dan
dilaksanakan dalam Musyawarah Ambalan SMA Negeri I Kotapadang.
BAB II
DASAR
Pasal 2
1.
Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2. Surat Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka N0. 080 tahun 1988 tentang Pola
dan Mekanisme Pembinaan Penegak dan dan Pandega.
3. Musyawarah Ambalan ke-II
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 3
MUSBALAN II mempunyai tugas dan wewenang .
1. Mendengar dan mengevaluasi laporan Pertanggung Jawaban Dewan Ambalan
SMA Negeri 1 Kotapadang dan sosialisasi Pemangku Adat periode 2013-2014
2. Menyempurnakan Adat Ambalan SMA Negeri 1 Kotapadang Periode
2013-2014
3. Memilih dan mengangkat ketua Dewan Ambalan SMA Negeri I Kotapadang Tirtayasa-R.A Kartini
dan pemangku Adat periode 2013—2014
BAB IV
PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 4
Peserta
Peserta
MUSBALAN 11 Adalah Anggota Ambalan SMA Negeri 1 Kotapadang
Pasal 5
Peninjau
Peninjau
MUSBALAN II adalah Tamu Ambalan SMA Negeri 1 Kotapadang,Calon Anggota, Purna Ambalan
SMA Negeri 1 Kotapadang ,Pembina dan Mabigus
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 6
HAK
1.
Peserta MUSBALAN II berhak
untuk ;
a.
Berbicara mengeluarkan pendapat
,pertanyaan atau usulan setelah mendapat izin dari pimpinan sidang.
b.
Memilih dan dipilih
2. Peninjau hanya berhak untuk berbicara mengeluarkan pendapat,
pertanyaan atau usul setelah mendapat izin dari pemimpin sidang.
Pasal 7
Kewajiban
1. Peserta dan peninjau berkewajiban untuk mentaati dan menjunjung
tinggi Tata tertib demi kelancaran MUSBALAN II.
2. Peserta MUSBALAN II berkewajiban untuk memakai seragam pramuka,
kecuali malam hari tetapi dengan memakai identitas Ambalan SMA Negeri 1 Kotapadang
3. Peserta MUSBALAN II pada saat penyampaian Laporan pertanggungjawaban
(LPJ) Dewan Ambalan SMA Negeri 1 Kotapadang dan Sosialisasi Pemangku Adat
periode 2013-2014 diwajibkan memakai seragam pramuka
4. Peninjau MUSBALAN 11 berkewajiban untuk memakai atribut,dan
identitas pramuka atau identitas AMBALAN SMA Negeri 1 Kotapadang
BAB VI
PIMPINAN SIDANG
Pasal 8
Presidium
1. Sidang-sidang Pleno dipimpin oleh Presidium
2. Sebelum terbentuk Presidium, sidang dipimpin oleh Sangga Kerja.
3. Presidium beranggotakan tiga orang dengan susunan:
a. Seorang Ketua merangkap anggota.
b. Seorang Penulis merangkap anggota.
c. Seorang anggota.
4. Presidium dipilih dari dan mewakili:
a. Seorang utusan Dewan
b. Seorang utusan Ambalan Putra (Tirtasaya) SMA Negeri 1 Kotapadang
c. Seorang utusan Ambalan Putri (Tirtasaya) SMA Negeri 1 Kotapadang
5. Presidium dipilih dari dan oleh peserta MUSBALAN II dengan
musyawarah untuk mufakat dan bila tidak tercapai dipilih dengan suara terbanyak.
Pasal 9
Komisi
dan Pimpinan Komisi
1. Sidang dalam Komisi MUSBALAN II terdiri dari:
a. Komisi A membahas mengenai Kebijakan Organisasi.
b. Komisi B membahas mengenai Program Kerja Dewan Ambalan SMA Negeri 1
Kotapadang periode 2013-2014.
c. Komisi C membahas ADAT Ambalan SMA Negeri 1 Kotapadang 2013-2014.
2. Peserta Sidang Komisi adalah peserta dan peninjau MUSBALAN II
3. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Sidang Komisi
masing-masing.
4. Sidang Komisi terdiri dari Seorang Ketua merangkap anggota, seorang
penulis merangkap anggota dan anggota lainnya.
5. Anggota Komisi ditetapkan secara proporsional oleh Presidium anggota
setelah mendengar usulan peserta MUSBALAN II
6. Presidium dapat hadir dalam Sidang Komisi untuk koordinasi.
7. Setiap Komisi melaporkan hasil pembahasan kepada Sidang Pleno
kemudian diflurkan kepada forum kemudian disahkan oleh Presidium.
Pasal 10
Quorum
1. Sidang Pleno MUSBALAN II dinyatakan sah apabila dihadiri ½ + 1 jumlah peserta yang hadir pada sesi sebelumnya.
2. Jika quorum tidak tercapai maka Sidang ditunda selama 2 x 5 menit
dan sesudahnya dinyatakan sah.
Pasal 11
Pengambilan
Keputusan
1. Keputusan MUSBALAN II dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat.
2. Jika ayat 1 tidak tercapai maka dilakukan lobby.
3. Jika ayat 2 tidak tercapai maka dilakukan voting (berdasarkan suara
terbanyak)
BAB VII
RISALAH SIDANG
Pasal 12
1. Untuk Sidang Pleno dibuat risalah rapat yang berisi:
a. Hari, Tanggal, Jam permulaan dan penutupan Sidang
b. Tempat Pelaksanaan.
c. Pimpinan Sidang
d. Kesimpulan dan Keputusan
2. Keterangan lain yang dianggap perlu.
BAB VIII
PEMBENTUKAN DEWAN AMBALAN
SMA NEGERI 1 KOTAPADANG
Pasal 13
Dewan Ambalan
SMA Negeri 1 Kotapadang yaitu:
1. Dewan Ambalan periode 2013-2014 SMA Negeri 1 Kotapadang dibentuk
oleh Ketua Terpilih Ambalan SMA Negeri 1 Kotapadang periode 2013-2014.
2. Usualan pengesahan dilakukan oleh presidium MUSBALAN II kepada
Kepala SMA Negeri 1 Kotapadang selaku Kamabigus.
Pasal 14
Pemilihan
Ketua Ambalan SMA Negeri 1 Kotapadang dan Pemangku Adat
Periode
2013-2014
1. Pemilihan Ketua Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA
Negeri 1 Kotapadang dilakukan dengan Sidang Pleno dengan musyawarah mufakat.
2. Ketua Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri 1
Kotapadang terdiri dari satu orang putra dan putrid anggota Ambalan Tirtayasa –
R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri 1 Kotapadang yang dipilih oleh peserta
MUSBALAN II
3. Pemangku Adat terdiri dari dari satu orang putra dan putrid anggota
Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri 1 Kotapadang yang dipilih
oleh peserta MUSBALAN II.
4. Calon Ketua Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri 1
Kotapadang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Terdaftar aktif sebagai peserta MUSBALAN II.
b. Anggota aktif Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri
1 Kotapadang minimal aktif selama 1 tahun.
c. Tidak melanggar Adat Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA
Negeri 1 Kotapadang.
d. Mencalonkan diri dan atau dicalonkan oleh peserta MUSBALAN II.
e. Pernah menjadi Panitia Kegiatan di Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini
pangkalan SMA Negeri 1 Kotapadang.
f. Menyampaikan VISI dan MISI di depan peserta MUSBALAN II
g. Bersedia tidak putus sekolah selama menjabat sebagai Ketua Ambalan
Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri 1 Kotapadang.
5. Pemangku Adat Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri
1 Kotapadang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Terdaftar aktif sebagai peserta MUSBALAN II.
b. Anggota aktif Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri
1 Kotapadang minimal aktif selama 1 tahun.
c. Tidak melanggar Adat Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA
Negeri 1 Kotapadang.
d. Mencalonkan diri dan atau dicalonkan oleh peserta MUSBALAN II.
e. Pernah menjadi Panitia Kegiatan di Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini
pangkalan SMA Negeri 1 Kotapadang.
f. Menyampaikan VISI dan MISI di depan peserta MUSBALAN II
g. Bersedia tidak putus sekolah selama menjabat sebagai Ketua Ambalan
Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri 1 Kotapadang.
6. Mekanisme pemilihan Ketua dan Pemangku Adat Ambalan Tirtayasa – R.A.
Kartini pangkalan SMA Negeri 1 Kotapadang adalah sebagai berikut:
a. Ketua dan Pemangku Adat Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan
SMA Negeri 1 Kotapadang dipilih melalui musyawarah mufakat.
b. Jika poin (a) tidak tercapai, maka dilakukan voting tertutup.
c. Kertas suara dinyatakan sah jika terdapat stempel Gudep serta
mencantumkan nama 1 calon putra dan 1 calon putrid.
d. Setiap pemilih wajib mengumpulkan kertas suaranya.
Pasal 15
Ketua
Ambalan dan Pemangku Adat Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini
pangkalan
SMA Negeri 1 Kotapadang.
1. Ketua Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri 1
Kotapadang berkoordinasi dengan Pemangku Adat dalam menyusun Anggota Dewan
Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA Negeri 1 Kotapadang periode
2013-2014 selama 5 x 24 jam sejak ditetapkan.
2. Penyusunan Dewan Ambalan Tirtayasa – R.A. Kartini pangkalan SMA
Negeri 1 Kotapadang harus memperhatikan Ketentuan Adat Ambalan Tirtayasa – R.A.
Kartini pangkalan SMA Negeri 1 Kotapadang.
BAB XI
SANGSI
Pasal 16
1.
Apabila peserta tidak mengikuti
2 sesi dalam MUSBALAN II maka gugur hak pilihnya.
2.
Pimpinan sidang berhak menegur
peserta sidang apabila melanggar tata tertib.
3. Setelah tiga kali teguran pimpinan sidang berhak mengeluarkan
peserta sidang dengan seizing forum.
BAB X
LAIN-LAIN
Pasal 17
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini ditentukan
oleh presidium sidang dengan persutujuan peserta sidang.
2. Peserta dan peninjau MUSBALAN II selama masih berjalan persidangan
dilarang merokok.
Pasal 18
Tata tertib
ini berlaku sejak ditetapkan
Ditetapkan di :
Kotapadang
Pada tanggal :
25 Mei 2013
Pukul :
12.00 WIB
PIMPINAN SIDANG PENDAHULUAN
Pimpinan Sidang III
RICKY TOURNANDO
|
Pimpinan Sidang II
NOVI LENSI
|
Pimpinan Sidang I
SARNA
|
ADAT AMBALAN

PANGKALAN
SMAN 1 KOTAPADANG
MASA
BAKTI 2013-2014

PEMBUKAAN
Gugus Depan Pramuka Penegak SMA Negeri 1 Kotapadang dibuat
berdasarkan surat keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 214
Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak Dan
Pramuka Pandega. Tujuannya antara lain sebagai sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka serta memberi
kesempatan kepada Pramuka Penegak dan Pramuka Penegak untuk menambah
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi,
pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka upaya pengembangan pribadi dan
pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, masyarakat, bangsa dan negara. Ambalan
Tirtayasa dan R.A. Kartini lahir dari sebuah komitmen dan kebulatan tekad para
pendirinya yang berfungsi sebagai wadah beraktifitas di bidang kepramukaan.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan Kepramukaan baik kualitas maupun
kuantitas.
Bahwa sesungguhnya Adat Ambalan Tirtayasa dan R.A.
Kartini merupakan suatu tatanan kehidupan organisasi di lingkungan Ambalan sebagai
pandangan dan pola gerak anggota dengan menjalankan roda organisasi. Layaknya
sebuah organisasi maka Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini dituntut untuk melakukan
modifikasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pola umum Gerak Pramuka dan kondisi
nyata yang dihadapi saat ini. Harapan yang dibangun Ambalan Tirtayasa dan R.A.
Kartini adalah terciptanya insan yang mampu bersaing di tengah era kompetisi
global, serta senantiasa secara sukarela mengembangkan Gerakan Pramuka di
lingkungannya. Dalam Penentuan tatanan organisasi yang mantap maka diperlukan suatu format
ideal bagi perkembangan Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini, yang penjabarannya
adalah sebagai berikut :
BAB I
PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 1
Pengertian
1.
Adat Ambalan Tirtayasa dan R.A.
Kartini adalah seperangkat aturan yang merupakan ciri khusus Ambalan sebagai
suatu usaha untuk mengatur eksistensinya dalam lingkungan Gugus Depan Pramuka
Pangkalan SMAN 1 Kotapadang.
2.
Adat Ambalan adalah seperangkat
aturan yang bersifat khusus guna mengatur tata kehidupan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 1.
Pasal 2
Maksud
Maksud Adat Ambalan
adalah sebagai kerangka acuan pola dan tingkah laku warga Ambalan dalam
menjalani aktifitas di Ambalan serta sebagai acuan sikap di Ambalan.
Pasal 3
Tujuan
Adat Ambalan
bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam rangka pembinaan dan
pengembangan Ambalan.
Pasal 4
Fungsi
Adat Ambalan berfungsi :
1.
Identitas dari Ambalan
Tirtayasa dan R.A. Kartini SMA Negeri 1 Kotapadang.
2.
Alat untuk mempererat warga Ambalan
Tirtayasa dan R.A. Kartini SMA Negeri 1 Kotapadang dengan dilandasi semangat
kekeluargaan yang mengarah kepada pembinaan dan pengembangan Ambalan Tirtayasa
dan R.A. Kartini SMA Negeri 1 Kotapadang.
3.
Alat yang mengatur tata
kehidupan warga Ambalan yang bersifat mengikat.
4.
Alat untuk mewujudkan aspirasi
anggota Ambalan dalam usaha menggalang persatuan dan yang mengarah pada
disiplin dan kepribadian.
BAB II
KELENGKAPAN ADAT
Pasal 5
Nama
1.
Nama Ambalan Putra adalah
AMBALAN TIRTAYASA.
2.
Nama Ambalan
Putri adalah AMBALAN R.A. KARTINI.
Pasal 6
Lambang Ambalan
1.
Lambang Ambalan adalah tanda
yang menunjukan keberadaan-keberadaan Penegak yang berpangkalan di SMAN 1
Kotapadang.
2.
Lambang Ambalan Tirtayasa dan
R.A. Kartini adalah Lambang Padi dan Kopi yang didalamnya terdapat dua buah
tunas kelapa yang diapit oleh perbukitan dan sungai beliti serta dibawah tunas
kelapa terdapat rel kereta api.
3.
Bentuk, isi, Warna, dan arti
lambing Ambalan terlampir dalam Adat Ambalan.
Pasal 7
Panji Ambalan
1.
Panji Ambalan berbentuk bendera
kain satin berumbai kuning dengan simbol Lambang Ambalan dengan warna dasar
biru muda.
2.
Perbandingan Panji Ambalan
adalah 120 X 80 cm.
3.
Panji
Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan.
4.
Perbandingan panjang dan lebar
panji Ambalan adalah 3 : 2
Pasal 8
Pusaka Ambalan
1.
Pusaka Ambalan adalah simbol
kekuatan Ambalan.
2.
Pusaka
Ambalan digunakan oleh pemangku adat saat upacara Penerimaan dan Pelepasan tamu
Ambalan.
3.
Pusaka Ambalan berupa Mandau.
4.
Mandau adalah senjata khas
daerah Kotapadang Kab. Rejang Lebong
Pasal 9
Sandi Ambalan
1.
Sandi Ambalan adalah Pandangan
hidup yang menyangkut prilaku warga Ambalan.
2.
Nama sandi Ambalan adalah “SANDI
AMBALAN TIRTAYASA – R.A. KARTINI”.
3.
Fungsinya adalah sebagai motivator,
introspeksi diri dan penyatuan dengan hati nurani.
4.
Sikap dalam membaca sandi Ambalan
diatur dalam aturan tambahan.
5.
Sandi Ambalan digunakan pada
setiap upacara yang dilakukan oleh Ambalan.
6.
Teks Sandi Ambalan terlampir
dalam Adat Ambalan.
Pasal 10
Amsal Ambalan
1.
Amsal adalah moto yang
merupakan tuntunan sikap untuk setiap Anggota Ambalan.
2.
Amsal diucapkan bersama-sama
pada akhir pembacaan Sandi Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini.
3.
Kalimat Amsal Ambalan adalah
“IKHLAS BHAKTI BINA BANGSA BERBUDI BAWA LAKSANA”.
Pasal 11
Tanda Jabatan
1.
Tanda Jabatan Dewan disesuaikan
dengan keputusan Kwarnas.
2.
Selempang
digunakan oleh Ketua Ambalan dan Pemangku Adat.
a.
Selempang
yang digunakan ketua Ambalan berwarna kuning dengan rumbai-rumbai kuning dengan
tulisan ketua Ambalan.
b.
Selempang
yang digunakan Pemangku Adat berwarna Biru berumbai kuning dengan tulisan
Pemangku Adat.
Pasal 12
Pakaian
1.
Pakaian Ambalan terdiri dari :
a.
Seragam Pramuka.
b.
Pakaian Lapangan.
2.
Pakaian Lapangan berupa kaos Ambalan
dan atau Slayer Ambalan.
3. Slayer kuning digunakan
oleh anggota dan slayer biru di gunakan oleh purna Ambalan.
Pasal 13
Atribut
1.
Atribut Ambalan adalah
kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan.
2.
Apabila menggunakan seragam
Pramuka maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan terdiri dari: Nomor Gudep dan
Lambang Ambalan.
3.
Apabila menggunakan pakaian
Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan adalah kaos Ambalan dan atau
Slayer.
4.
Lambang
Ambalan dikenakan pada lengan baju sebelah kiri.
5.
Nomor
Gudep berbentuk segi empat berukuran 2 X 3.5 cm berwarna dasar putih dengan
tulisan merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan diantara pita lokasi (Rejang
Lebong) dan badge Daerah Bengkulu.
6.
Atribut
Ambalan hanya di pakai oleh anggota Ambalan.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Warga Ambalan
Warga Ambalan terdiri dari Tamu Ambalan, Calon
Anggota, dan Anggota Ambalan yang aktif.
Pasal 15
Tamu Ambalan
1.
Anggota Pramuka yang berasal
dari siswa/siswi SMAN 1 Kotapadang yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan
oleh Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini dan atau tamu berkunjung secara resmi
ke Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini.
2.
Peserta didik yang berusia
Penegak atau siswa SMAN 1 Kotapadang yang ingin dan siap menjadi anggota Ambalan
Tirtayasa dan R.A. Kartini.
Pasal 16
Calon Anggota
Calon
Anggota adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan
Tirtayasa dan R.A. Kartini dan belum dilantik menjadi Penegak.
Pasal 17
Anggota Ambalan
1.
Anggota Ambalan adalah Calon
Anggota yang telah memenuhi persyaratan golongan Penegak dan atau masih menjadi
Siswa.
2.
Persyaratan
Anggota Ambalan terdiri dari :
a.
Tidak merangkap anggota Gudep
lain.
b.
Mengikuti
Orientasi Tamu Ambalan
c.
Telah
mengikuti dan dinyatakan lulus Masa Orientasi Siswa (MOS).
d.
Memenuhi SKU golongan Penegak.
e.
Mengikuti Prosesi Anggota.
f.
Sudah dilantik menjadi Penegak.
3.
Untuk Anggota Ambalan yang
telah melewati usia Penegak maka disebut purna Ambalan.
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 18
Dewan Ambalan
1.
Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi persyaratan
Dewan Ambalan dan dilantik menjadi Dewan Ambalan.
2.
Persyaratan Dewan Ambalan :
a.
Anggota Ambalan yang aktif.
b.
Ketua
Dewan Ambalan tidak menjabat sebagai ketua pada organisasi lain di lingkungan SMAN
1 Kotapadang dibuktikan dengan surat pernyataan.
c.
Menyatakan kesediaan secara
tertulis dan secara lisan.
d.
Sehat jasmani dan rohani.
Pasal 19
Pemangku Adat
1.
Pemangku Adat adalah orang yang
bertanggung jawab pada pelaksana Adat Ambalan yang berkoordinasi dengan Ketua
Ambalan yang menyangkut operasional Ambalan.
2.
Persyaratan Pemangku Adat :
a.
Terdaftar aktif sebagai peserta
Musyawarah Ambalan II (MUSBALAN II)
b.
Anggota
Ambalan yang aktif selama minimal 1 tahun
c.
Tidak melanggar Adat
d.
Mencalonkan
diri dan atau dicalonkan peserta MUSBALAN II
e.
Menyatakan
kesediaan secara lisan untuk dicalonkan menjadi Pemangku Adat
f.
Menyampaikan
Visi dan Misi di depan peserta MUSBALAN II
g.
Terdaftar sebagai Siswa SMAN 1
Kotapadang
BAB V
UPACARA-UPACARA
Pasal 20
Upacara Adat Ambalan
Upacara –upacara Adat Ambalan terdiri dari :
1.
Upacara
Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan.
2.
Upacara Prosesi Penegak.
3.
Upacara Pelantikan Penegak.
4.
Upacara Pelantikan Dewan Ambalan.
5.
Upacara Pelepasan Perpisahan
Warga Ambalan.
6.
Upacara Pemberian tanda
penghargaan
7.
Upacara Pelantikan Anggota.
8.
Upacara Pelepasan dan
Penerimaan Delegasi
Pasal 21
Upacara
Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan
1.
Dilakukan
saat akan melakukan penerimaan dan pelepasan Tamu Ambalan.
2.
Prosesi Upacara sebagai berikut
:
a.
Pembacaan Sandi Ambalan.
b.
Kata
Penyambutan atau Pelepasan oleh Pembina Upacara.
c.
Pemasangan
dan Pelepasan Selendang.
3.
Perlengkapan Upacara :
a.
Bendera Merah Putih
b.
Bendera WOSM
c.
Bendera Gerakan Pramuka
d.
Panji Ambalan
e.
Sandi Ambalan
f.
Pusaka Ambalan
Pasal 22
Upacara Prosesi Penegak
1.
Dilakukan saat prosesi Penegak.
2.
Proses Upacara sebagai berikut
:
a.
Penyerahan
calon Penegak oleh Ketua Ambalan kepada Pemangku Adat.
b.
Penyerahan berkas Penegak.
c.
Sidang Penegak.
d.
Pengujian SKU.
e.
Pencarian TKU.
3.
Perlengkapan Upacara :
a.
Bendera Merah putih
b.
Bendera WOSM
c.
Bendera Gerakan Pramuka
d.
Panji Ambalan
e.
Sandi Ambalan
Pasal 23
Upacara Pelantikan Penegak
dan Anggota
1.
Dilakukan
saat akan dilantik menjadi Penegak.
2.
Proses Upacara Sebagai Berikut
:
a.
Laporan Pemangku Adat kepada
pembina tentang Calon Penegak.
b.
Kata Pendahuluan.
c.
Ulang Janji.
d.
Kata Pelantikan.
e.
Pernyataan
Kesanggupan oleh Calon Anggota.
f.
Pemasangan TKU.dan slayer.
g.
Penyiraman air bunga.
3.
Perlengkapan Upacara :
a.
Bendera Merah putih
b.
Bendera WOSM
c.
Bendera Gerakan Pramuka
d.
Panji Ambalan
e.
Sandi Ambalan
Pasal 24
Upacara Pelantikan Dewan
Ambalan
1.
Dilakukan
pada saat Pelantikan Dewan Ambalan.
2.
Proses upacara sebagai berikut
:
a.
Kata Pendahuluan Pelantikan
b.
Ulang Janji
c.
Kata Pelantikan
d.
Penyematan selendang dan tanda
jabatan
e.
Penandatangan naskah pelantikan
3.
Perlengkapan Pelantikan:
a.
Bendera Merah Putih
b.
Bendera WOSM
c.
Bendera Gerakan Pramuka
d.
Panji Ambalan
e.
Sandi Ambalan
f.
Dua buah selempang Ketua
Ambalan dan dua buah selempang Pemangku Adat
4.
Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
5. Dewan Ambalan yang dilantik mengenakan seragam pramuka.
Pasal 25
Upacara
Pelepasan Perpisahan Warga Ambalan
1.
Dilakukan
pada saat warga Ambalan telah menyelesaikan pendidikan atau telah dinyatakan
Lulus Ujian Nasional di SMA Negeri 1 Kotapadang.
2.
Proses upacara sebagai berikut
:
a.
Penjemputan dari tempat perpisahan/pengumuman
kelulusan ke tempat upacara.
b.
Kata
pelepasan oleh Ketua Ambalan atau yang mewakili.
3.
Perlengkapan Upacara :
a. Bendera Merah Putih
b
Bendera WOSM
c
Bendera Gerakan Pramuka
d.
Panji Ambalan
e
Sandi Ambalan
BAB VI
PENGHARGAAN
Pasal 26
Upacara Pelepasan dan
penerimaan pendelegasian
1.
Dilakukan pada saat warga Ambalan
akan didelegasikan ketingkat Kabupaten, Provinsi, Regional, Nasional dan
Internasional.
2.
Proses Upacara sebagai berikut:
a.
Kata
pelepasan oleh Pemangku Adat
b.
Penyematan Lencana Duta Ambalan
c.
Pembacaan Sandi Ambalan
3. Perlengkapan Upacara
a.
Bendera Merah Putih
b.
Bendera WOSM
c. Bendera Gerakan Pramuka
d. Panji Ambalan
e. Sandi Ambalan
Pasal 27
Tanda Penghargaan
1.
Tanda
Penghargaan diberikan kepada anggota Ambalan sesuai denga kriterianya.
2.
Tanda
Penghargaan berupa Bintang Tahunan, Bintang Karya Ilmiah Penegak dan Bintang
Wira Karya Penegak.
3.
Penyerahan
tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara resmi melalui SK Mabi atau
Pembina.
4.
Usulan
Penghargaan dilakukan oleh Pemangku Adat.
Pasal 28
Bintang Tahunan
Bintang
Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwarnas.
Pasal 29
Bintang Karya Ilmiah Penegak
1.
Diberikan kepada Anggota Ambalan
yang memiliki karya ilmiah, dipresentasikan di depan seluruh Anggota dan
mencapai titik hasil yang dapat diperhatikan.
2.
Bentuk, warna dan penjelasan
tanda penghargaan Bintang Karya Ilmiah Penegak terlampir.
3.
Dipasang
di dada sebelah kiri.
Pasal 30
Bintang Wira Karya Penegak
1.
Berfungsi sebagai motivator
bagi Anggota Penegak untuk mengembangkan keahlian atau keterampilan
berwirausaha yang intinya dapat dipergunakan sebagai salah satu alternative
penghasilan.
2.
Diberikan kepada anggota Ambalan
yang memiliki karya usaha atau wiraswasta baik perorangan maupun kelompok yang
diharapkan dapat menjamin penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan kelak.
3.
Bentuk, warna dan penjelasan
tanda penghargaan Bintang Wira Karya Penegak terlampir.
4.
Dipasang
di dada sebelah kiri.
BAB VII
PELANGGARAN DAN TINDAKAN
DISIPLIN
Pasal 31
Pelanggaran
Pelanggaran yang dimaksud
adalah hal-hal yang dilakukan warga Ambalan yang melanggar ketentuan Ambalan
Pasal 32
Tindakan Disiplin
1.
Pemangku
Adat dapat memberikan peringatan berupa :
a.
Teguran pertama dan apabila dalam jangka waktu dua
minggu tidak diindahkan, maka akan diberikan teguran yang kedua.
b.
Apabila
dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan Sidang
komisi adat.
c.
Yang
dimaksud dengan teguran pada poin (a) adalah pernyataan tertulis oleh Pemangku
Adat.
2.
Dihadapkan pada Dewan
Kehormatan Gudep
3.
Status Keanggotannya ditinjau
ulang. Jika yang melanggar adalah Dewan Ambalan maka langsung ke ayat 2.
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 33
Macam-macam
Permusyawaratan
Permusyawaratan
Ambalan terdiri dari :
1.
Musyawarah Ambalan atau disingkat
MUSBALAN.
2.
Rapat Dewan Ambalan.
3.
Sidang Adat.
4.
Sidang Penegak.
5.
Rapat
Sangga Kerja atau Rapat Panitia.
Pasal 34
Musyawarah Ambalan
1.
Musyawarah Ambalan adalah Pemegang
kekuasaan tertinggi di Ambalan.
2.
Dilakukan
setiap 1 (satu) tahun sekali.
3.
Diikuti
oleh seluruh warga Ambalan.
Pasal 35
Rapat Dewan Ambalan
1.
Rapat
Dewan Ambalan memegang keputusan pelaksanaan program kerja dan kebijakan
organisasi.
2.
Dilakukan setiap 2 bulan sekali.
3.
Dihadiri
oleh seluruh anggota Dewan Ambalan.
Pasal 36
Sidang Adat
1.
Merupakan pemegang keputusan
tentang pelanggaran adat Ambalan.
2.
Diselenggarakan
ketika terjadi pelanggaran adat.
3.
Terdiri dari :
a.
Pembina sebagai hakim.
b.
Ketua Dewan Ambalan sebagai
penasehat atau pembela.
c.
Pemangku
Adat sebagai penuntut umum atau jaksa.
d.
Terdakwa adalah warga Ambalan
e.
Saksi
adalah orang yang terkait Pelanggaran
4.
Sebelum
dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.
5.
Jika
Ketua Dewan Ambalan dan Pemangku Adat melakukan Pelanggaran maka sidang
dilakukan oleh Dewan Kehormatan Gudep.
Pasal 37
Sidang Penegak
1.
Diselenggarakan
pada saat upacara prosesi Penegak.
2.
Sidang
dipimpin oleh Pemangku Adat.
3.
Dihadiri
oleh seluruh Penegak Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini.
Pasal 38
Rapat Sangga
Kerja Atau Rapat Panitia
1.
Rapat
ini membahas tentang teknis pelaksanaan kegiatan.
2.
Dihadiri
oleh seluruh Anggota Sangga kerja atau Kepanitiaan dan Dewan Ambalan.
Pasal 39
Rapat Koordinasi
1.
Rapat
koordinasi dilakukan guna menyampaikan hasil yang perlu disampaikan oleh
pengurus lain.
2.
Rapat
koordinasi dilakukan jika diperlukan.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 40
Adat Pergaulan Ambalan
Tata Pergaulan Ambalan senantiasa menjunjung tinggi moral dan etika pergaulan masyarakat sesuai dengan
Trisatya dan Dasa Darma Gerakan Pramuka.
Pasal 41
Sikap
Sikap
pada saat pembacaan Sandi Ambalan :
1.
Untuk
Putera berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah
kiri dengan memegang ujung hasduk dan kepala menunduk.
2.
Untuk
Puteri, berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah
kiri dan kepala menunduk.
Pasal 42
Renungan
1.
Renungan
dilakukan untuk intropeksi diri.
2.
Renungan
dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi.
Pasal 43
Lampiran-Lampiran
1.
Adat Ambalan dilengkapi dengan
lampiran.
2.
Lampiran-lampiran
dalam Adat Ambalan, merupakan bagian yang tak terpisahkan.
BAB X
ATURAN PERALIHAN
1.Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan 1 tahun
sekali.
2.
Perubahan
Adat Ambalan hanya dapat dilakukan pada Musyawarah Ambalan.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 44
Pelaksanaan
Adat Ambalan
Adat Ambalan dilaksanakan oleh seluruh Warga Ambalan Tirtayasa dan R.A.
Kartini.
Pasal 46
Pengesahan Adat Ambalan
Adat Ambalan ini
disampaikan oleh Komisi C dan telah dimusyawarahkan oleh seluruh peserta MUSBALAN
II dan ditetapkan dalam Musyawarah Ambalan ke II / MUSBALAN II
Ditetapkan di : Kotapadang
Pada Tanggal : 25 Mei 2013
Pada Pukul : 15.00 WIB
PRESIDIUM SIDANG
Pimpinan Sidang III
LEO OKTAVIAN
|
Pimpinan Sidang II
VINA PANDUWINATA
|
Pimpinan Sidang I
SARNA
|
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar