Jumat, 29 Juni 2012

Profil Sekolah



Nama Sekolah                    : SMA Negeri 1 Kotapadang

Status                                 : Negeri

NISN/NSS                         : 301260206819

Tahun berdiri                     : 1996
Alamat Sekolah                 : Jl. Lintas PPJKA Kec. Kotapadang Kab. Rejang Lebong Prov. Bengkulu Kode Pos 39183
Email                                 : smantaprl@yahoo.com
Website                              : http://sman1kotapadang.blogspot.com
Akreditasi                          : Tahun 2007

Suasana Keakraban di SMA Negeri 1 Kotapadang






Kamis, 28 Juni 2012

ADAT AMBALAN

ADAT AMBALAN TIRTAYASA – R.A. KARTINI PANGKALAN SMAN 1 KOTAPADANG MASA BAKTI 2011-2012 PEMBUKAAN Gugus Depan Pramuka Penegak SMA Negeri 1 Kotapadang dibuat berdasarkan surat keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 214 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak Dan Pramuka Pandega. Tujuannya antara lain sebagai sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka serta memberi kesempatan kepada Pramuka Penegak dan Pramuka Penegak untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka upaya pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, masyarakat, bangsa dan negara. Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini lahir dari sebuah komitmen dan kebulatan tekad para pendirinya yang berfungsi sebagai wadah beraktifitas di bidang kepramukaan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan Kepramukaan baik kualitas maupun kuantitas. Bahwa sesungguhnya Adat Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini merupakan suatu tatanan kehidupan organisasi di lingkungan Ambalan sebagai pandangan dan pola gerak anggota dengan menjalankan roda organisasi. Layaknya sebuah organisasi maka Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini dituntut untuk melakukan modifikasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pola umum Gerak Pramuka dan kondisi nyata yang dihadapi saat ini. Harapan yang dibangun Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini adalah terciptanya SDM yang mampu bersaing di tengah era kompetisi global, serta senantiasa secara sukarela mengembangkan Gerakan Pramuka di lingkungannya. Dalam Penentuan tatanan organisasi yang mantap maka diperlukan suatu format ideal bagi perkembangan Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini, yang penjabarannya adalah sebagai berikut : BAB I PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 1 Pengertian 1. Adat Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini adalah seperangkat aturan yang merupakan ciri khusus Ambalan sebagai suatu usaha untuk mengatur eksistensinya dalam lingkungan SMAN 1 Kotapadang. 2. Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus guna mengatur tata kehidupan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1. Pasal 2 Maksud Maksud Adat Ambalan adalah sebagai kerangka acuan pola dan tingkah laku warga Ambalan dalam menjalani aktifitas di Ambalan serta sebagai paradigma sikap di Ambalan. Pasal 3 Tujuan Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam rangka pembinaan dan pengembangan Ambalan. Pasal 4 Fungsi Adat Ambalan berfungsi : 1. Identitas dari Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini. 2. Alat untuk mempererat warga Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini dengan dilandasi semangat kekeluargaan yang mengarah kepada pembinaan dan pengembangan Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini. 3. Alat yang mengatur tata kehidupan warga Ambalan yang bersifat mengikat. 4. Alat untuk mewujudkan aspirasi anggota Ambalan dalam usaha menggalang persatuan dan yang mengarah pada disiplin dan kepribadian. BAB II KELENGKAPAN ADAT Pasal 5 Nama 1. Nama Ambalan Putra adalah AMBALAN TIRTAYASA. 2. Nama Ambalan Putri adalah AMBALAN R.A. KARTINI. Pasal 6 Lambang Ambalan 1. Lambang Ambalan adalah tanda yang menunjukan keberadaan-keberadaan Penegak yang berpangkalan di SMAN 1 Kotapadang. 2. Lambang Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini adalah Lambang Padi dan Kopi yang didalamnya terdapat dua buah tunas kelapa yang diapit oleh perbukitan dan sungai beliti serta dibawah tunas kelapa terdapat rel kereta api. 3. Bentuk, isi, Warna, dan arti lambing Ambalan terlampir dalam Adat Ambalan. 4. Ukuran lambing Ambalan adalah 6 x 6,5 cm Pasal 7 Panji Ambalan 1. Panji Ambalan berbentuk bendera kain satin berumbai kuning dengan simbol Lambang Ambalan dengan warna dasar biru muda. 2. Perbandingan Panji Ambalan adalah 120 X 80 cm. 3. Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan. 4. Perbandingan panjang dan lebar panji Ambalan adalah 3 : 2 Pasal 8 Pusaka Ambalan 1. Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan. 2. Pusaka Ambalan digunakan oleh pemangku adat saat upacara Penerimaan dan Pelepasan tamu Ambalan. 3. Pusaka Ambalan berupa Mandau. 4. Mandau adalah senjata khas daerah Kotapadang Kab. Rejang Lebong Pasal 9 Sandi Ambalan 1. Sandi Ambalan adalah Pandangan hidup yang menyangkut prilaku warga Ambalan. 2. Nama sandi Ambalan adalah “SANDI AMBALAN TIRTAYASA – R.A. KARTINI”. 3. Fungsinya adalah sebagai motivator, introspeksi diri dan penyatuan dengan hati nurani. 4. Sikap dalam membaca sandi Ambalan diatur dalam aturan tambahan. 5. Sandi Ambalan digunakan pada setiap upacara yang dilakukan oleh Ambalan. 6. Teks Sandi Ambalan terlampir dalam Adat Ambalan. Pasal 10 Amsal Ambalan 1. Amsal adalah moto yang merupakan tuntunan sikap untuk setiap Anggota Ambalan. 2. Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi Ambalan Putera Saburai. 3. Kalimat Amsal Ambalan adalah “IKHLAS BHAKTI BINA BANGSA BERBUDI BAWA LAKSANA”. Pasal 11 Tanda Jabatan 1. Tanda Jabatan Dewan disesuaikan dengan keputusan Kwarnas. 2. Selempang digunakan oleh Ketua Ambalan dan Pemangku Adat. a. Selempang yang digunakan ketua Ambalan berwarna kuning dengan rumbai-rumbai kuning dengan tulisan ketua Ambalan. b. Selempang yang digunakan Pemangku Adat berwarna Biru berumbai kuning dengan tulisan Pemangku Adat. Pasal 12 Pakaian 1. Pakaian Ambalan terdiri dari : a. Seragam Pramuka. b. Pakaian Lapangan. 2. Pakaian Lapangan berupa kaos Ambalan dan atau Slayer Ambalan. 3. Slayer kuning digunakan oleh anggota dan slayer biru di gunakan oleh purna Ambalan. Pasal 13 Atribut 1. Atribut Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan. 2. Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan terdiri dari: Nomor Gudep, Lambang Ambalan dan Nama Ambalan. 3. Apabila menggunakan pakaian Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan adalah kaos Ambalan dan atau Slayer. 4. Lambang Ambalan dikenakan pada lengan baju sebelah kiri. 5. Nomor Gudep berbentuk segi empat berukuran 2 X 3.5 cm berwarna dasar putih dengan tulisan merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan diantara pita lokasi dan badge daerah. 6. Atribut Ambalan hanya di pakai oleh anggota Ambalan. BAB III KEANGGOTAAN Pasal 14 Warga Ambalan Warga Ambalan terdiri dari Tamu Ambalan, Calon Anggota, dan Anggota Ambalan. Pasal 15 Tamu Ambalan 1. Anggota Pramuka yang berasal dari dalam ataupun luar SMAN 1 Kotapadang yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini dan atau berkunjung secara resmi ke Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini. 2. Peserta didik yang berusia Penegak atau siswa SMAN 1 Kotapadang yang ingin dan siap menjadi anggota Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini. Pasal 16 Calon Anggota Calon Anggota adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini dan belum dilantik menjadi Penegak. Pasal 17 Anggota Ambalan 1. Anggota Ambalan adalah Calon Anggota yang telah memenuhi persyaratan golongan Penegak dan atau masih menjadi Siswa. 2. Persyaratan Anggota Ambalan terdiri dari : a. Tidak merangkap anggota Gudep lain. b. Mengikuti LADIKSAR (Latihan Pendidikan Dasar). c. Mengikuti KMD (Kursus Mahir Dasar). d. Memenuhi SKU golongan Penegak. e. Mengikuti Prosesi Anggota. f. Sudah dilantik menjadi Penegak. 3. Untuk Anggota Ambalan yang telah melewati usia Penegak maka disebut purna Ambalan. BAB IV KEPENGURUSAN Pasal 18 Dewan Ambalan 1. Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi persyaratan Dewan Ambalan dan dilantik menjadi Dewan Ambalan. 2. Persyaratan Dewan Ambalan : a. Anggota Ambalan yang aktif. b. Untuk Badan Pengurus Harian tidak menjadi pengurus harian Organisasi Kesiswaan SMAN 1 Kotapadang. c. Ketua Dewan Ambalan tidak menjabat sebagai ketua pada organisasi lain di lingkungan SMAN 1 Kotapadang dibuktikan dengan surat pernyataan. d. Menyatakan kesediaan secara tertulis. e. Khusus Badan Pengurus Harian pada saat dipilih. Pasal 19 Pemangku Adat 1. Pemangku Adat adalah orang yang bertanggung jawab pada pelaksana Adat Ambalan yang berkoordinasi dengan Ketua Ambalan yang menyangkut operasional Ambalan. 2. Persyaratan Pemangku Adat : a. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan b. Anggota Ambalan yang aktif selama minimal 1 tahun c. Tidak melanggar Adat d. Mencalonkan diri dan atau dicalonkan peserta Musyawarah Ambalan e. Menyatakan kesediaan secara lisan untuk dicalonkan menjadi Pemangku Adat f. Menyampaikan Visi dan Misi di depan peserta Musyawarah Ambalan. g. Terdaftar sebagai Siswa SMAN 1 Kotapadang Pasal 20 Dewan Adat 1. Dewan Adat adalah orang yeng membantu Pemangku Adat menegakkan ketentuan-ketentuan adat Ambalan 2. Dewan adat bertanggung jawab kepada dewan Ambalan BAB V UPACARA-UPACARA Pasal 21 Upacara Adat Ambalan Upacara –upacara Adat Ambalan terdiri dari : 1. Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan. 2. Upacara Prosesi Penegak. 3. Upacara Pelantikan Penegak. 4. Upacara Pelantikan Dewan Ambalan. 5. Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan. 6. Upacara Pemberian tanda penghargaan 7. Upacara Pelantikan Anggota. 8. Upacara Pelepasan dan Penerimaan Delegasi Pasal 22 Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan 1. Dilakukan saat akan melakukan penerimaan dan pelepasan Tamu Ambalan. 2. Prosesi Upacara sebagai berikut : a. Pembacaan Sandi Ambalan. b. Kata Penyambutan atau Pelepasan oleh Pembina Upacara. c. Pemasangan dan Pelepasan Selendang. 3. Perlengkapan Upacara : a. Bendera Merah Putih b. Bendera WOSM c. Bendera Gerakan Pramuka d. Panji Ambalan e. Sandi Ambalan
f. Pusaka Ambalan Pasal 23 Upacara Prosesi Penegak 1. Dilakukan saat prosesi Penegak. 2. Proses Upacara sebagai berikut : a. Penyerahan calon Penegak oleh Ketua Ambalan kepada Pemangku Adat. b. Penyerahan berkas Penegak. c. Sidang Penegak. d. Pengujian SKU. e. Pencarian TKU. 3. Perlengkapan Upacara : a. Bendera Merah putih b. Bendera WOSM c. Bendera Gerakan Pramuka d. Panji Ambalan e. Sandi Ambalan Pasal 24 Upacara Pelantikan Penegak dan Anggota 1. Dilakukan saat akan dilantik menjadi Penegak. 2. Proses Upacara Sebagai Berikut : a. Laporan Pemangku Adat kepada pembina tentang Calon Penegak. b. Kata Pendahuluan. c. Ulang Janji. d. Kata Pelantikan. e. Pernyataan Kesanggupan oleh Calon Anggota. f. Pemasangan TKU.dan slayer. g. Penyiraman air bunga. 3. Perlengkapan Upacara : a. Bendera Merah putih b. Bendera WOSM c. Bendera Gerakan Pramuka d. Panji Ambalan e. Sandi Ambalan Pasal 25 Upacara Pelantikan Dewan Ambalan 1. Dilakukan pada saat Pelantikan Dewan Ambalan. 2. Proses upacara sebagai berikut : a. Kata Pendahuluan Pelantikan b. Ulang Janji c. Kata Pelantikan d. Penyematan selendang dan tanda jabatan e. Penandatangan naskah pelantikan 3. Perlengkapan Pelantikan: a. Bendera Merah Putih b. Bendera WOSM c. Bendera Gerakan Pramuka d. Panji Ambalan e. Sandi Ambalan f. Dua buah selempang Ketua Ambalan dan dua buah selempang Pemangku Adat 4. Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 5. Dewan Ambalan yang dilantik mengenakan seragam pramuka. Pasal 26 Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan 1. Dilakukan pada saat warga Ambalan selesai studi atau wisuda. 2. Proses upacara sebagai berikut : a. Penjemputan wisudawan/wati dari tempat wisuda/perpisahan ke tempat upacara. b. Kata pelepasan oleh Ketua Ambalan atau yang mewakili. 3. Perlengkapan Upacara : a. Bendera Merah Putih b Bendera WOSM c Bendera Gerakan Pramuka d. Panji Ambalan e Sandi Ambalan BAB VI PENGHARGAAN Pasal 27 Upacara Pelepasan dan penerimaan pendelegasian 1. Dilakukan pada saat warga Ambalan akan didelegasikan ketingkat kegiatan Kabupaten, Provinsi, Regional, Nasional dan Internasional. 2. Proses Upacara sebagai berikut: a. Kata pelepasan oleh Pemangku Adat b. Penyematan Lencana Duta Ambalan c. Pembacaan Sandi Ambalan 3. Perlengkapan Upacara a. Bendera Merah Putih b. Bendera WOSM c. Bendera Gerakan Pramuka d. Panji Ambalan e. Sandi Ambalan f. Lencana Duta Ambalan 4. Pemakaina Lencana Duta Ambalan selama pendelegasian. Pasal 28 Tanda Penghargaan 1. Tanda Penghargaan diberikan kepada anggota Ambalan sesuai denga kriterianya. 2. Tanda Penghargaan berupa Bintang Tahunan, Bintang Karya Ilmiah Penegak dan Bintang Wira Karya Penegak. 3. Penyerahan tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara resmi melalui SK Mabi atau Pembina. 4. Usulan Penghargaan dilakukan oleh Pemangku Adat. Pasal 29 Bintang Tahunan Bintang Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwarnas. Pasal 30 Bintang Karya Ilmiah Penegak 1. Diberikan kepada Anggota Ambalan yang memiliki karya ilmiah, dipresentasikan di depan seluruh Anggota dan mencapai titik hasil yang dapat diperhatikan. 2. Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Karya Ilmiah Penegak terlampir. 3. Dipasang di dada sebelah kiri. Pasal 31 Bintang Wira Karya Penegak 1. Berfungsi sebagai motivator bagi Anggota Penegak untuk mengembangkan keahlian atau keterampilan berwirausaha yang intinya dapat dipergunakan sebagai salah satu alternative penghasilan. 2. Diberikan kepada anggota Ambalan yang memiliki karya usaha atau wiraswasta baik perorangan maupun kelompok yang diharapkan dapat menjamin penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan kelak. 3. Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Wira Karya Penegak terlampir. 4. Dipasang di dada sebelah kiri. BAB VII PELANGGARAN DAN TINDAKAN DISIPLIN Pasal 32 Pelanggaran Pelanggaran yang dimaksud adalah hal-hal yang dilakukan warga Ambalan yang melanggar ketentuan Ambalan Pasal 33 Tindakan Disiplin 1. Pemangku Adat dapat memberikan peringatan berupa : a. Teguran pertama dan apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diberikan teguran yang kedua. b. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan Sidang komisi adat. c. Yang dimaksud dengan teguran pada poin (a) adalah pernyataan tertulis oleh Pemangku Adat. 2. Dihadapkan pada Dewan Kehormatan Gudep 3. Status Keanggotannya ditinjau ulang. Jika yang melanggar adalah Dewan Ambalan maka langsung ke ayat 2. BAB VIII PERMUSYAWARATAN Pasal 34 Macam-macam Permusyawaratan Permusyawaratan Ambalan terdiri dari : 1. Musyawarah Ambalan atau MUSYAWARAH AMBALAN. 2. Rapat Dewan Ambalan. 3. Sidang Adat. 4. Sidang Penegak. 5. Rapat Sangga Kerja atau Kelompok Kerja. Pasal 35 Musyawarah Ambalan 1. Musyawarah Ambalan adalah Pemegang kekuasaan tertinggi di Ambalan. 2. Dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali. 3. Diikuti oleh seluruh warga Ambalan. Pasal 36 Rapat Dewan Ambalan 1. Rapat Dewan Ambalan memegang keputusan pelaksanaan program kerja dan kebijakan organisasi. 2. Dilakukan setiap 2 bulan sekali. 3. Dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Ambalan. Pasal 37 Sidang Adat 1. Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran adat Ambalan. 2. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat. 3. Terdiri dari : a. Pembina sebagai hakim. b. Ketua Dewan Ambalan sebagai penasehat atau pembela. c. Pemangku Adat sebagai penuntut umum atau jaksa. d. Terdakwa adalah warga Ambalan e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran 4. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan. 5. Jika Ketua Dewan Ambalan dan Pemangku Adat melakukan Pelanggaran maka sidang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Gudep. Pasal 38 Sidang Penegak 1. Diselenggarakan pada saat upacara prosesi Penegak. 2. Sidang dipimpin oleh Pemangku Adat. 3. Dihadiri oleh seluruh Penegak Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini. Pasal 39 Rapat Sangga Kerja Atau Pokja 1. Rapat ini membahas tentang teknis pelaksanaan kegiatan. 2. Dihadiri oleh seluruh Anggota Sangga kerja atau pokja dan Dewan Ambalan. Pasal 40 Rapat Koordinasi 1. Rapat koordinasi dilakukan guna menyampaikan hasil yang perlu disampaikan oleh pengurus lain. 2. Rapat koordinasi dilakukan jika diperlukan. BAB IX ATURAN TAMBAHAN Pasal 41 Adat Pergaulan Ambalan Tata Pergaulan Ambalan senantiasa menjunjung tinggi moral dan etika pergaulan masyarakat sesuai dengan Trisatya dan Dasa Darma Gerakan Pramuka. Pasal 42 Sikap Sikap pada saat pembacaan Sandi Ambalan : 1. Untuk Putera berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan memegang ujung hasduk dan kepala menunduk. 2. Untuk Puteri, berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dan kepala menunduk. Pasal 43 Renungan 1. Renungan dilakukan untuk intropeksi diri. 2. Renungan dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi. Pasal 44 Lampiran-Lampiran 1. Adat Ambalan dilengkapi dengan lampiran. 2. Lampiran-lampiran dalam Adat Ambalan, merupakan bagian yang tak terpisahkan. BAB X ATURAN PERALIHAN 1. Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan 3 tahun sekali. 2. Perubahan Adat Ambalan hanya dapat dilakukan pada Musyawarah Ambalan. BAB XI PENUTUP Pasal 45 Pelaksanaan Adat Ambalan Adat Ambalan dilaksanakan oleh seluruh Warga Ambalan Tirtayasa dan R.A. Kartini. Pasal 46 Pengesahan Adat Ambalan Adat Ambalan ini ditetapkan dalam Musyawarah Ambalan ke ....... Ditetapkan di : Kotapadang Pada Tanggal : 2012 Pada Pukul : WIB PIMPINAN SIDANG Pimpinan Sidang II Pimpinan Sidang 1 Pimpinan Sidang 111